Pembekalan KKL 2025/2026: Ekspedisi Nusantara Masa Lampau - Masa Kini - Masa yang akan Datang

(Biak, 09/08/2025) – Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) YAPIS Biak resmi membuka Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tahun Akademik 2025/2026 pada Sabtu, 9 Agustus 2025, di Ruang Auditorium. Kegiatan ini mengusung tema “Ekspedisi Nusantara: Masa Lampau – Masa Kini – Masa yang Akan Datang”, dengan fokus pada “Pemetaan Potensi Lokal dan Identitas Budaya Nusantara”.
Acara dibuka dengan laporan Ketua Panitia, Busyairi Ahmad, yang memaparkan tujuan dan rangkaian kegiatan KKL tahun ini. Pembekalan diikuti oleh 116 mahasiswa dari berbagai program studi di bawah Fakultas Ilmu Administasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Dekan FISIP, Ibu Imleda J. Loppies, mewakili Rektor IISIP YAPIS Biak, secara resmi membuka acara dan menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam pengembangan potensi lokal serta pelestarian budaya. “KKL bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi kesempatan untuk berkontribusi langsung bagi masyarakat dengan menggali kekayaan budaya dan sumber daya Nusantara,” ujarnya.
Materi Pembekalan terbagi dalam tiga sesi materi, Sesi pertama Peran Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat disampaikan oleh Kepala Distrik Biak Utara, Frans Arwimbar, materi ini mengulas bagaimana mahasiswa dapat menjadi agen perubahan melalui pendekatan partisipatif dan inovatif dalam memberdayakan masyarakat.
Sesi kedua Etika dan Tanggung Jawab Mahasiswa di Lapangan oleh Kepala Distrik Samofa, Adam Umar, memberikan panduan tentang sikap profesional, adaptasi budaya, dan tanggung jawab sosial selama pelaksanaan KKL.
Sesi terakhir tentang Teknis Pelaksanaan, Administrasi, dan Pelaporan KKL oleh Sekretaris Panitia, Ismail Ibrahim, memaparkan prosedur teknis, pengisian dokumen, serta mekanisme pelaporan hasil KKL agar sesuai dengan standar akademik.
KKL tahun ini dirancang sebagai ekspedisi interdisipliner untuk mendokumentasikan warisan budaya, potensi ekonomi lokal, dan tantangan pembangunan di wilayah studi. Mahasiswa akan diterjunkan ke 5 lokasi untuk melakukan observasi, wawancara, dan analisis berbasis tema.
Dengan pembekalan ini, diharapkan peserta KKL siap menjalankan peran sebagai peneliti muda yang mampu menghadirkan solusi kreatif bagi penguatan identitas dan kemandirian masyarakat.
“Mari jadikan KKL sebagai momentum untuk belajar dari akar budaya, memahami realitas kekinian, dan merancang langkah strategis bagi pembangunan Nusantara di masa depan, jangan menjadi Mahasiswa yang manja, mari.. bangun kampung di tanah sendiri" pungkas Busyairi Ahmad menutup acara.